Selasa, 07 Desember 2010

Perahu Sandeq Suku Mandar

Suku Mandar adalah satu-satunya suku bahari di Nusantara yang secara geografis berhadapan langsung dengan laut dalam. Lautan dalam merupakan halaman rumah-rumah mereka. Begitu mereka bangun dari tidur, mereka akan disapa oleh gemuruh air laut dan dibelai oleh angin laut. Kondisi alam mengajarkan kepada masyarakat Mandar bagaimana beradaptasi untuk mempertahankan hidup (meminjam bahasa Durkheim, struggle for survival), dan membangun kebudayaannya.

Melaut bagi suku Mandar merupakan penyatuan diri dengan laut. Laut menjadi tempat mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup dan membangun identitasnya. Mencari penghidupan di laut (sebagai nelayan) bukanlah pekerjaan sembarangan bagi orang Mandar. Mereka tahu betul bagaimana beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi di laut. Oleh karenanya, benar apa yang dikatakan Chistian Pelras dalam bukunya yang berjudul ”Manusia Bugis” (2006), bahwa orang-orang Mandar merupakan pelaut ulung. Mereka tidak akan bisa hilang dan tersesat di lautan.

Interaksi masyarakat Mandar dengan lautan menghasilkan pola pengetahuan yang berhubungan dengan laut, yaitu: berlayar (paissangang asumombalang), kelautan (paissangang aposasiang), keperahuan (paissangang paalopiang), dan kegaiban (paissangang). Pengejawantahan dari pengetahuan tersebut di antaranya adalah: rumpon atau roppong dan Perahu Sandeq. Rumpon merupakan teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan yang diciptakan oleh para pelaut Mandar. Perangkap ini terbuat dari rangkaian daun kelapa dan rumput laut. Sedangkan Perahu Sandeq merupakan perahu layar bercadik yang khas Mandar, ramah lingkungan, dan tercepat di kawasan Austronesia.

Perahu khas Mandar ini terbuat dari kayu, sehingga sekilas terkesan rapuh. Namun jika membaca sejarahnya, akan diketahui bahwa perahu yang terkesan rapuh itu mampu dengan lincah mengarungi lautan luas. Panjang lambungnya 7-11 meter dengan lebar 60-80 sentimeter, dan di kiri-kanannya dipasang cadik dari bambu sebagai penyeimbang. Untuk berlayar, perahu tradisional ini mengandalkan dorongan angin yang ditangkap dengan layar berbentuk segitiga. Layar itu mampu mendorong Sandeq hingga berkecepatan 20 knot. Kecepatan maksimum melebihi laju perahu motor seperti katinting, kapal, dan bodi-bodi.

Sandeq juga sanggup bertahan menghadapi angin dan gelombang saat mengejar kawanan ikan tuna. Para pembuat Sandeq dengan cermat merancang perahu yang tangguh untuk memburu kawanan ikan, khususnya untuk mengejar kawanan ikan tuna yang sedang bermigrasi. Oleh karenanya, perahu yang dibuat harus bisa melaju cepat. Perahu ini juga digunakan para nelayan untuk memasang perangkap (rumpon) pada musim ikan terbang bertelur (motangnga).

Kamis, 19 Agustus 2010

Ku rindu Ayah

Ayah,,, maafkanlah anakmu ini, tak membahagiakan n' mengurusmu.... disaat akhir hayatmu.....

ayah,,, sungguh cepat kau pergi meninggalkan aku anakmu..... yang masih perlu bimbinganmu.......

ayah,,,, tak terasa dah 3 tahun kepergianmu....

Tuhan,,, tolong jaga orang yang ku sayangi itu....
beri tempat yang mulia disisiMu....
sayangilah dia..... beribu-ribu kali dengan sayang yang dia berikan untukku.....

Ayah,,,, aku rindu ayah......

selamat istirahat ayahku....
terima kasih dengan semua yang kau berikan kepadaku... walaupun kadang aku hanya menjadi anak yang tak berbakti padamu......

ayah,,,, bimbinglah aku, walaupun dari sana.....

Ayah

Malam ini, Disaat umat2 muslim tertidur lelap untuk mempersiapkan tenaga untuk menjalankn ibadah puasa......

Ku merasa sangat sedih....
Teringat sosok seseorang yang sangat ku kagumi, sayangi n' cintai yakni Ayahku.....
teringat akan canda tawanya pada saat sahur n' buka puasa.....
yang dah 3x ramadhan nda dapat ku dengar canda tawanya.....
tapi ku yakin beliau selalu ada menemani dan membimbingku, walaupun dari sana.......

Ayah,,,,, ku rindu dirimu.....
Hanya sebuah do'a yang dapat ku panjatkan untukmu.....
Ayah,,,, Maafkanlah anakmu ini, belum dapat membahagiakanmu dengan menjadi anak yang soleha kepadamu.........

Ya,,,,Allah, Hamba memohon dan bersujud padamu.....
berikanlah tempat yang indah disisiMu untuk ayahku.....